Hai Kamu! Developer Lingkungan


Pernahkah kamu merasakan air sumur di rumahmu kekeringan sehingga kamu mandi dengan air kotor, bau bahkan tak ada air lagi? Bagi yang betah tidak mandi ya silahkan langsung beraktivitas, Aku pernah kekeringan sehingga mandi di masjid, pom bensin bahkan di kampus. oops ketahuan :P Santai! Pagi-pagi gak ada orang yang tau ^_^ Itu terjadi karena air tanah tidak tersedia saat kemarau.

Di Indonesia menggunakan drainase konvensional, semua air buangan dialirkan ke sungai dan sungai mengalir ke laut.Diperlukan saat ini adalah drainase ramah lingkungan, artinya setiap perkampungan memiliki kolam konservasi atau bahkan dalam skala rumahan disebut sumur resapan gunanya untuk mengembalikan air yang kita pakai kembali ke tanah lagi, agar tanya memiliki suplai air yang cukup untuk kita pakai kembali.

Tolong! janganlah salahkan pemerintah terus, saya capek mendengarnya! sebenarnya kita yang paling terlibat dalam hal ini. Coba aja kita perhatikan, rumah mana yang memiliki sumur resapan? hampir tidak ada sama sekali, apalagi di perkotaan.

Di perkotaan seharusnya terdapat RTH salah satunya Hutan Kota yang harus dilindungi. Ruang hijau kini mulai menyusut akibat kebutuhan rumah para warga. Sangat disayangkan sekali developer perumahan tak memahami tentang sumur resapan itu.

Pernah suatu ketika saat kuliah, aku observasi ke perumahan yang besar. Aku bertanya pada pegawai di sana tentang drainase atau pembuangan air kotor, ternyata tau? mereka mengalirkan air rumah tangga itu ke luar kawasan perumahan, dengan selokan yang dibilang besar. Sangat menyebalkan sekali!

Selokan? aku sangat tidak setuju adanya ini, seharusnya selokan itu tidak ada, maksudku selokan itu tidak dipakai untuk pembuangan air dari rumahnya. Coba perhatikan air selokan pasti kotor, hitam dan sebagai sarang nyamuk dan tempat bertelur mereka. kecuali selokan itu mengalir ke tempat kolam konservasi dalam satu kampung itu untuk dinetralisir lalu diserap ke dalam tanah. Lebih parah lagi, sungai di perkotaan disamakan dengan selokan sebagai pembuangan air limbah rumah. Lebih menyebalkan lagi!

Biarkanlah air sungai atau bahkan air selokan yang (sebenarnya) jernih dan indah itu mengalir dari pegunungan ke laut tanpa kita campuri dengan air sisa dari rumah kita, bangunan dan gedung. Mari alirkan air sisa dari rumah kita ini ke dalam tanah biarkan terserap agar debit air tanah berlimpah, kita tidak akan lagi merasakan kekeringan, air kotor, bau saat kemarau tiba.

Perkotaan yang padat ini yang kita perlukan hutan kota, dia berfungsi sebagai penyerapan air untuk menstabilkan debit air. Aku rasa hutan kota tidak diperlukan, jika! setiap warganya memiliki rumah yang terdapat sumur resapan sendiri dan para developer perumahan, apartemen, gedung atau apapun menciptakan kolam konservasi disetiap perumahannya. tapi saat ini udah salah kaprah, banyak yang tidak memahami dan peduli akan hal ini.

Aku bertekat membeli tanah, rumah, bahkan kampung suatu saat nanti, untuk apa? untuk dijadikan HUTAN KOTA! membeli sendiri memang tidaklah gampang maka saat ini aku memulai berkawan dengan orang-orang yang peduli akan hal ini dan mengajak ajak ribuan orang untuk terlibat dalam projek lingkungan ini. Saya tidak berjanji tapi saya bertekat!

Marilah kita menjadi developer hutan kota. Kita beli tuh tanah atau rumah-rumah warga, kita jadikan Hutan Kota yang paling efektif dengan biaya kita sendiri tanpa merengek ke Pemerintah, kita rawat bersama tidak hanya secara ekologi namun secara sosiologi, psikologi serta ekonomi warga di sekitar situ. yang mendapat keuntungan toh kita sendiri, air perkotaan lancar, oksigen berlimpah, ekosistem mulai hidup kembali, dan kita dapat pahala.. haha

Kata penting buat kamu tau: Sumur resapan, Kolam konservasi, Hutan kota, RTH , Ekosistem, Air tanah. cari tau sendiri :P
Gambar: mengedit gambar yang sumbernya tidak jelas, di mana-mana ada -_- maaf. Semoga dia rela gambarnya aku edit!
by: Ardhi Sukma Wardhana

Posting Komentar

0 Komentar